Senin, 11 Juli 2016

ALZHEIMER


Pengertian Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Kondisi ini menyebabkan sel sel saraf dalam otak mati, sehingga sinyal sinyal otak sulit di transmisikan dengan baik.


Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia paling umum yang awalnya ditandai oleh melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam melakukan perencanaan, penalaran, persepsi, dan berbahasa. Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Misalnya yang diawali dengan sebatas lupa soal isi percakapan yang baru saja dibincangkan atau lupa dengan nama obyek dan tempat, bisa berkembang menjadi disorientasi dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku dalam hal ini seperti menjadi agresif, penuntut, dan mudah curiga terhadap orang lain. Bahkan jika penyakit Alzheimer sudah mencapai tingkat parah, penderita dapat mengalami halusinasi, masalah dalam berbicara dan berbahasa, serta tidak mampu melakukan aktivitas tanpa dibantu orang lain.

Faktor Resiko
Ada beberapa faktor risiko yang menurut para ahli dapat memengaruhi otak sehingga memicu penyakit Alzheimer, di antaranya adalah:

Umur. Penyakit Alzheimer rentan diidap oleh orang-orang yang telah berusia di atas 65 tahun, dan sebanyak 16 persen diidap oleh mereka yang usianya di atas 80 tahun. Meskipun begitu, sekitar 5 persen kasus Alzheimer terjadi di bawah usia 65.
Cedera di kepala. Orang-orang yang yang pernah mengalami cedera berat di kepala memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer.
Genetika. Menurut penelitian, mereka yang memiliki orang tua atau saudara dengan Alzheimer akan lebih berisiko terkena penyakit yang sama. Selain itu kurang dari lima persen kasus penyakit Alzheimer terjadi akibat perubahan atau mutasi genetika.
Mengidap Down’s syndrome. Gangguan genetika yang menyebabkan terjadinya Down’s syndrome juga dapat menyebabkan penumpukan protein beta-amyloid di otak sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer.
Mengidap gangguan kognitif ringan. Mereka dengan gangguan kognitif dan memori lebih berisiko untuk mengalami Alzheimer nantinya.
Kebiasaan hidup yang buruk dan kondisi yang berkaitan dengan penyakit jantung. Menurut penelitian faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, juga dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, misalnya seperti kurang mengonsumsi makanan yang mengandung serat, kebiasaan merokok, kurang berolahraga, mengidap obesitas, menderita hipertensi dan kolesterol tinggi, dan diabetes.

Gejala Penyakit Alzheimer
Penyakit yang sejenis dengan penyakit pikun ini memiliki tanda-tanda khusus. Mengenali gejalanya di awal akan membantu melakukan pengobatan sejak dini. Adapun gejala penyakit ini adalah :

Gangguan daya ingat seperti sering lupa akan kejadian yang baru terjadi, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali atau kelupaan dalam frekuensi yang tinggi.
Sulit fokus terhadap pekerjaan yang sudah menjadi aktivitas rutin, seperti lupa memasak, menggunakan telepon, dan bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.
Sulit melakukan kegiatan yang familiar.
Disorientasi seperti bingung akan waktu (hari,tanggal, bulan, tahun), tidak tahu jalan pulang, bingung berada di
Kesulitan memahami visuospasial seperti sulit membaca, menentukan jarak, membedakan warna, dan menuang air di gelas namun tidak tepat menuangnya sehingga tumpah.
Gangguan berkomunikasi seperti kesulitan mencari kata-kata yang tepat saat bicara, dan seringkali berhenti di tengah pembicaraan dan tidak tahu harus melanjutkannya.
Menaruh barang tidak pada tempatnya.
Salah membuat keputusan seperti salah memakai warna kaos kaki antara kaki kanan dan kiri tidak mengenakan warna yang sama.
Menarik diri dari pergaulan.
Perubahan perilaku dan kepribadian seperti emosi berubah dengan cepat, sering marah, depresi dan sangat tergantung pada orang lain.

Pencegahan Alzheimer
1. Konsumsi makanan mengandung antioksidan
 Makanan dengan antioksidan dapat mencegah penyakit pikun dan mencegah tentunya mencegah Alzheimer. Banyak sekali sayur dan buah-buahan yang kaya antioksidan. Selain itu teh jgua mengandung banyak antioksidan. Selengkapnya lihat makanan yang mengandung antioksidan.
2. Kurangi makanan berlemak
Bukan hanya obesitas, lemak juga dapat memicu perubahan fungsi otak ke arah lebih baik atau lebih buruk. Alzheimer juga bisa dipicu dari makanan berlemak. Sebaiknya kurangi konsumsi lemak jenuh karena dapat membuat sel-sel otak yang menjadi tidak efisien. Selain itu kurangi konsumsi makanan yang digoreng seperti gorengan, nasi goreng, dll.
3. Olahraga
Rajin olahraga ternyata merangsang produksi kolestrol baik. Para peneliti mengklaim kolesterol baik ini dapat berfungsi sebagai anti-inflamasi untuk mencegah kerusakan pada sistem otak.
4. Rangsanglah pertumbuhan otak
Otak mulai menyusut saat usia mencapai 30-40 tahun. Namun peneliti berpendapat seseorang dapat meningkatkan ukuran otak dengan rajin belajar. Cobalah mempelajari berbagai hal baru, perluas pertemanan sebagai stimulasi, baca buku, browsing di internet atau membeli permainan yang merangsang otak.
5. Kurangi makanan manis
Makanan manis tidak hanya menimbulkan masalah berat badan. Banyak makan manis juga dapat merintis kerusakan otak. Suzanne de La Monte, MD, MPH, seorang neuropathologist dari Brown University bersama tim melakukan penelitian. Ia menunjukkan bahwa terlalu banyak mengonsumsi gula dapat menyebabkan resistensi insulin yang memperburuk kondisi otak.
6. Masak makanan sendiri di rumah
Dengan memasak makanan sendiri, kita dapat memastikan sendiri bahan-bahan yang digunakan adalah yang terbaik dan lebih sehat daripada beli makanan di luar.
7. Jaga kebersihan gigi
Gigi dan gusi yang tidak bersih dapat meracuni otak dan cenderung membuat memori semakin rendah. Oleh karena itu rajin menyikat gigi dan flossing dapat membantu menjaga gigi dan mempertajam memori. 
8. Kenali tanda-tanda awal Alzheimer
Tanda-tanda awal alzheimer dapat berupa kesalahan kecil seperti salah menilai jarak ketika berjalan, bingung saat membaca peta, rasa penciuman mulai hilang, mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali serta lupa menyimpan barang di tempat yang aneh. Jika hal ini sudah ada pada diri anda, segera konsultasikan ke dokter ahli.

0 komentar:

Posting Komentar