Minggu, 31 Juli 2016

ANEMIA MEGALOBLASTIK


Pengertian Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh kelainan proses pembentukan DNA sel darah merah. Penyebab utama anemia megaloblastik adalah kekurangan (defisiensi) vitamin B12 dan asam folat.
Penderita anemia megaloblastik mengalami ketidakseimbangan proses pematangan nukleus (inti) dan sitoplasma sel darah merah. Kekurangan folat atau vitamin B12 memperlambat replikasi nukleus dan memperlambat proses pematangan (maturasi) sel darah merah. Akibatnya, sel darah merah yang diproduksi tubuh memiliki ukuran yang besar dan pecah saat berada di sumsum tulang. Selain itu, kekurangan folat dan vitamin B12 juga mempengaruhi proses pembentukan neutrofil dan trombosit.
Anemia megaloblastik adalah salah satu jenis anemia yang ditandai dengan pembentukan sel darah 

merah yang luar biasa besar, tidak normal dan belum matang disebut sebagai megaloblas oleh sumsum tulang, yang dilepaskan ke dalam darah. Terjadinya Anemia megaloblastik biasanya disebabkan karena kekurangan salah satu atau kedua jenis vitamin B12 dan folat dalam tubuh di mana vitamin ini merupakan bahan dasar dalam pembentukan sel-sel darah merah yang sehat.

Jenis-jenis Anemia Megaloblastik
Ada berbagai macam anemia dan masing-masing memiliki penyebab tersendiri. Pada kesempatan kali ini, tema yang dibahas fokus pada anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau zat folat dalam tubuh.

Akibat Kekurangan Vitamin B12 dan Folat
Untuk membantu tubuh menghasilkan sel darah merah, dibutuhkan kerja sama antara vitamin B12 atau folat. Vitamin B12 juga berguna untuk membantu menjaga sistem saraf tetap sehat. Ini termasuk otak, saraf, dan saraf tulang belakang. Pada sisi lain, folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Karena kekurangan folat bisa meningkatkan risiko kelainan bawaan atau cacat lahir pada bayi yang belum dilahirkan.
Vitamin B12 bisa ditemukan pada daging, telur, dan produk olahan susu. Sedangkan sumber folat terbaik terkandung di dalam sayuran hijau seperti brokoli, kol Brussel, dan kacang polong.

Cara-Cara Mengobati Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Folat
Anemia defisiensi vitamin B12 dan asam folat kebanyakan mudah diatasi. Pengobatan anemia jenis ini, awalnya akan diberikan vitamin B12 melalui suntikan. Tergantung apakah defisiensi B12 yang diderita berhubungan dengan pola makan atau tidak, Anda mungkin akan membutuhkan tablet suplemen di antara jadwal makan. Atau bisa juga secara teratur melakukan suntikan vitamin B12. Pengobatan ini mungkin dibutuhkan seumur hidup.
Untuk mengembalikan tingkat asam folat, dibutuhkan tablet asam folat dan tablet ini harus dikonsumsi selama empat bulan untuk mencapai kadar yang normal di dalam tubuh. Defisiensi vitamin B12 atau folat, dengan atau tanpa anemia, bisa mengakibatkan komplikasi meski jarang terjadi. Misalnya bermasalah dengan jantung, paru-paru, dan sistem saraf serta meningkatkan risiko kemandulan. Meski begitu semua komplikasi pada umunya bisa diobati.

Penyebab dari Anemia Defisiensi Vitamin B12
Menderita Anemia Pernisiosa
Tubuh menyerap vitamin B12 melalui lambung. Agar vitamin B12 bisa diserap dari makanan yang Anda makan, sebuah protein bernama faktor intrinsik akan menempelkan dirinya pada vitamin B12.
Anemia pernisiosa adalah penyakit autoimun yang memengaruhi perut. Penyakit autoimun berarti sistem kekebalan tubuh Anda menyerang sel sehat tubuh Anda sendiri. Dalam anemia pernisiosa, sistem kekebalan tubuh Anda sendiri akan menyerang sel di dalam perut yang menghasilkan faktor intrinsik.  Defisiensi terjadi karena tubuh tidak bisa menyerap vitamin B12.
Ada beberapa hal yang meningkatkan risiko Anda mengembangkan anemia pernisiosa. Meski penyebab utamanya tidak diketahui, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko:
Anemia pernisiosa lebih banyak memengaruhi wanita daripada pria.
Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada usia di atas 60 tahun.
Hampir sepertiga orang yang menderita anemia pernisiosa berasal dari keluarga yang mengalami         penyakit yang sama.
Memiliki penyakit autoimun lainnya seperti penyakit Addison dan vitiligo. Nyatanya terdapat             keterkaitan antara anemia pernisiosa dengan penyakit kekebalan tubuh lainnya.

Faktor makanan yang dikonsumsi
Daging, ikan, dan produk olahan susu adalah menu makanan yang menyediakan cukup banyak vitamin B12. Vegetarian atau orang yang hanya mengonsumsi makanan tumbuhan, mungkin tidak memiliki cukup vitamin B12 dalam menu mereka. Atau orang-orang yang memiliki menu sangat sederhana dalam jangka waktu lama.
Tubuh biasanya menyimpan vitamin B12 yang bertahan selama dua sampai empat tahun. Untuk menjaga penyimpanan vitamin tersebut tetap pada tingkat yang sehat, sangat penting untuk memiliki vitamin B12 dalam menu makanan Anda.

Anemia Defisiensi Folat
Folat adalah vitamin yang larut dalam air. Karena itu tubuh tidak akan bisa menyimpan folat dalam jangka waktu lama. Biasanya tubuh menyimpan folat cukup untuk bertahan selama empat bulan. Untuk memastikan tubuh memiliki cadangan folat yang cukup, kita harus mendapatkan folat dari makanan sehari-hari. Anemia defisiensi folat bisa berkembang karena beberapa alasan yang sama seperti anemia defisiensi vitamin B12. Beberapa penyebabnya dijelaskan di bawah ini.

Makanan yang dikonsumsi
Beberapa orang mungkin tidak mendapatkan folat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor yang mungkin jadi penyebabnya adalah makanan yang tidak sehat dan tidak seimbang. Selain itu mungkin mereka baru saja mengubah jenis atau pola makanan harian, misalnya untuk alasan menurunkan berat badan

0 komentar:

Posting Komentar